[Book Review] Girls In The Dark

Judul Asli : Ankoku Joshi (暗黒女子)
Penulis: Akiyoshi Rikako
Penerjemah: Andry Setiawan
Cetakan Pertama, Mei 2014
Penerbit: Haru 
Tebal: 284 halaman 
ISBN: 978-602-7742-31-4











Apa yang ingin disampaikan oleh gadis itu...?

Gadis itu mati.

Ketua Klub Sastra, Shiraishi Itsumi, mati.
Di tangannya ada setangkai bunga lily.

Pembunuhan? Bunuh diri?
Tidak ada yang tahu.
Satu dari enam gadis anggota Klub Sastra digosipkan sebagai pembunuh gadis cantik berkarisma itu.

Seminggu sesudahnya, Klub Sastra mengadakan pertemuan. Mereka ingin mengenang mantan ketua mereka dengan sebuah cerita pendek. Namun ternyata, cerita pendek yang mereka buat adalah analisis masing-masing tentang siapa pembunuh yang sebenarnya. Keenam gadis itu bergantian membaca analisis mereka, tapi....

Kau... pernah berpikir ingin membunuh seseorang?
Shiraishi Itsumi meninggal. Gadis cantik yang merupakan Ketua Klub Sastra sekaligus anak dari Kepala Sekolah Santa Maria itu ditemukan terbujur kaku sambil memegang bunga lili.
Kematiannya menjadi misteri. Lalu berkembang berita bahwa Itsumi meninggal karena didorong oleh salah satu anggota Klub Sastra dari atas teras. Namun, itu hanyalah kabar burung, tak ada yang tahu dengan pasti penyebab kematian Itsumi.

Seminggu pasca kematian Itsumi, Sumikawa Sayuri, wakil ketua Klub Sastra mengadakan Yami-Nabe untuk mengenang ketua klub mereka. Setiap anggota klub berkumpul dan membacakan naskah tentang kematian Itsumi yang sekaligus memuat pendapat mereka mengenai apa yang menyebabkan kematian Itsumi.


***

Ini pertama kalinya saya membaca karya penulis Jepang. Saya dibuat terheran-heran pada awalnya. Narasi yang dijadikan pembuka pada bab pertama buku ini terkesan mengajak kita (para pembaca) berkomunikasi langsung dengan naratornya-yang kemudian diperkenalkan sebagai Sumikawa Sayuri.

Ternyata, bukan hanya diawal tetapi seluruh isi buku memang ditulis dengan gaya seperti itu. Seluruh tokoh dalam buku ini-pun diberi porsi seimbang sebagai tokoh utama secara bergantian saat dipersilahkan membacakan naskah masing-masing. Unik, memang kata yang tepat untuk gaya penulisan Akiyoshi Rikako-san.

Karena dicerikan dengan alur maju-mundur dan dengan tokoh utama yang berganti-ganti, tanda awal paragraf untuk masing-masing tokoh bisa sangat membantu. Contohnya untuk Mirei digunakan tanda Bintang, dan untuk Sayuri tanda mahkota.

Dengan membaca buku ini, saya merasa seperti menjadi salah satu anggota Klub Sastra, ikut dalam pertemuan Yami-Nabe dan mendengarkan naskah-naskah yang dibacakan.

Isi dari naskah yang dibuat oleh keenam anggota Klub Sastra sangat menarik karena diakhir naskah, mereka menyebutkan satu nama anggota lain yang mereka yakini telah membunuh Itsumi. Terjadi saling tuduh. Berkat inilah saya akhirnya gagal menebak ending dari kisah kematian Itsumi.

Ketika membaca review-review yang ada mengenai Girls in the Dark, kalian pasti akan menemukan banyak komentar tentang ending yang tak terduga. Itu benar!
Akhir dari buku ini memang sangat tak terduga. Saya sendiri sempat melongo sesaat setelah membaca halaman terakhir. Salut!

Oh, ya. Ada satu hal yang sedikit menghambat saya saat membaca. Banyak istilah/nama bahan makanan maupun porselen yang tidak dimasukkan ke footnote. Entah karena saya yang tidak tahu atau karena memang terlupa. Saya sering penasaran dengan kata/istilah baru yang saya temui, jadi hal kecil seperti ini agak menghambat karena mesti mencari artinya.

Selebihnya, buku ini sangat layak baca. Apalagi bagi penyuka genre misteri.


Overall,  ★★★★☆ buat cerita kematian Itsumi! 
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments:

Post a Comment