Suatu hari Raja Malik mengumumkan
bahwa dirinya akan segera turun tahta. Dia merasa sudah waktunya salah satu
daritiga orang anak laki-lakinya menggantikan kedudukannya sebagai pemimpin
kerajaannya. Kerajaan yang telah dipimpinnya selama berpuluh-puluh tahun.Raja
Malik tidak serta merta memilih salah satu dari putranya. Dia ingin menguji
mereka terlebih dahulu. Tidak bisa diserahkan tahta itu begitu saja sebab nasib
kerajaan dan hidup rakyat menjadi taruhannya.
Oleh karena iturRaja meminta
ketiga putranya untuk menemuinya. Putra sulungnya bernama Gibran, yang kedua
bernama Fahri dan yang ketiga bernama Gafar. Mereka bertiga diminta untuk
melakukan sayembara. Tugasnya adalah mencari harta karun paling berharga di
seluruh pelosok negeri. Mereka harus membawa pulang harta karun tersebut dan
memperlihatkannya pada sang raja.
Keesokan harinya, ketiga putra
raja Malik meninggalkan istana dan mulai menelusuri pelosok negeri untuk
mencari harta karun tersebut
Ditengah perjalanan, mereka
berpisah dan memilih jalan masing-masing. Gibran si sulung menuju tempat naga
air, ia mendengar dari cerita rakyat bahwa disana terdapat berlian yang tidak
ternilai harganya. Fahri menuju ke tempat sirigala api yang konon tersimpan
emas yang luar biasa banyaknya. Sedangkan Gafar yang tidak tahu harus ke mana,
memilih jalan secara acak.
***
Tidak terasa sudah hampir satu
bulan berlalu, Gafar belum menemukan harta karun yang berkilauan atau apapun
itu. Ia malah mendapat teman se-ekor monyet yang selama ini membantunya
menemukan makanan. Ia merasa harta karun yang diminta oleh Ayahnya, Raja Malik
itu tidak begitu penting. Bukanlah kami sudah hidup serba berkecukupan? Begitu
pikirnya
Akhirnya hari itu juga dia
memutuskan untuk kembali ke kerajaan bersama monyet yang dia beri nama Suri.
Namun dalam perjalanan pulang Gafar ingat akan kakak-kakaknya, maka ia
memutuskan untuk mengecek keaadaan mereka. Siapa tau saja mereka juga masih
belum pulang
Betapa kagetnya Gafar ketika
menemukan kakaknya, Fahri terbaring dengan luka bakar di lengannya. Rupanya
sang Serigala Api murka saat melihat Fahri mengambil emas-emas miliknya. Dengan
cepat Gafar meminta Suri untuk mencari tumbuhan obat yang bisa menyembuhkan
luka bakar.
Selang tiga hari, Luka bakar
Fahri sudah membaik. Mereka akhirnya melanjutkan perjalanan pulang. Tetapi
sekali lagi Gafar ingin memastikan keadaan, oleh karena itu ia meminta agar
melewati jalan menuju tempat naga air dulu.
Ternyata keadaan Gibran, si
sulung lebih parah dari Fahri. Kaki kirinya patah dan tidak bisa berjalan
akibat serangan dari naga air saat dia mengambil berlian yang dijaga naga
tersebut.
***
Seminggu berlalu, keadaan Gibran sudah membaik. Mereka
memutuskan untuk kembali ke kerajaan dan sampai setelah berjalan seharian.
Raja Malik menyambut mereka dengan bahagia walaupun
sebenarnya ia sedih setelah mengetahui cerita mengenai nasib dua putranya yang
telah terluka. Raja Malik pun segera meminta pada ke tiga putranya untuk
memperlihatkan harta karun yang mereka dapatkan. Gibran memperlihatkan berlian
dan Fahri memperlihatkan emas-emas yang dibawanya. Hanya Gafar saja yang tidak
membawa sesuatu bersamanya, kecuali Suri.
Raja Malik bertanya pada Gafar, putra bungsunya mengapa ia
tidak membawa harta karun yang ia minta.
“Harta karun berharga yang Ayahanda minta tidak ada di luar
sana. Harta karun itu berada di sini. Keluarga kita. Itu adalah harta karun
berharga bagiku. Aku sudah merasa bahagia dengan memiliki kalian.”
Jawaban dari Gafar itu sontak membuat Raja Malik tersenyum.
Lalu dia pun memutuskan untuk mengangkat Gafar sebagai penggantinya. Raja Malik
menerangkan kepada Gibran dan Fahri bahwa harta karun itu bukan harus berarti berlian
dan emas namun sesuatu yang membuat kita bahagia. Berlian dan emas itu tidak
berharga dibandingkan nyawa mereka terlebih kebersamaan dalam keluarga.
0 comments:
Post a Comment