#7HariMendongeng - Day 2 - Harta Karun


Suatu hari Raja Malik mengumumkan bahwa dirinya akan segera turun tahta. Dia merasa sudah waktunya salah satu daritiga orang anak laki-lakinya menggantikan kedudukannya sebagai pemimpin kerajaannya. Kerajaan yang telah dipimpinnya selama berpuluh-puluh tahun.Raja Malik tidak serta merta memilih salah satu dari putranya. Dia ingin menguji mereka terlebih dahulu. Tidak bisa diserahkan tahta itu begitu saja sebab nasib kerajaan dan hidup rakyat menjadi taruhannya.
Oleh karena iturRaja meminta ketiga putranya untuk menemuinya. Putra sulungnya bernama Gibran, yang kedua bernama Fahri dan yang ketiga bernama Gafar. Mereka bertiga diminta untuk melakukan sayembara. Tugasnya adalah mencari harta karun paling berharga di seluruh pelosok negeri. Mereka harus membawa pulang harta karun tersebut dan memperlihatkannya pada sang raja.
Keesokan harinya, ketiga putra raja Malik meninggalkan istana dan mulai menelusuri pelosok negeri untuk mencari harta karun tersebut
Ditengah perjalanan, mereka berpisah dan memilih jalan masing-masing. Gibran si sulung menuju tempat naga air, ia mendengar dari cerita rakyat bahwa disana terdapat berlian yang tidak ternilai harganya. Fahri menuju ke tempat sirigala api yang konon tersimpan emas yang luar biasa banyaknya. Sedangkan Gafar yang tidak tahu harus ke mana, memilih jalan secara acak.

***


Tidak terasa sudah hampir satu bulan berlalu, Gafar belum menemukan harta karun yang berkilauan atau apapun itu. Ia malah mendapat teman se-ekor monyet yang selama ini membantunya menemukan makanan. Ia merasa harta karun yang diminta oleh Ayahnya, Raja Malik itu tidak begitu penting. Bukanlah kami sudah hidup serba berkecukupan? Begitu pikirnya
Akhirnya hari itu juga dia memutuskan untuk kembali ke kerajaan bersama monyet yang dia beri nama Suri. Namun dalam perjalanan pulang Gafar ingat akan kakak-kakaknya, maka ia memutuskan untuk mengecek keaadaan mereka. Siapa tau saja mereka juga masih belum pulang
Betapa kagetnya Gafar ketika menemukan kakaknya, Fahri terbaring dengan luka bakar di lengannya. Rupanya sang Serigala Api murka saat melihat Fahri mengambil emas-emas miliknya. Dengan cepat Gafar meminta Suri untuk mencari tumbuhan obat yang bisa menyembuhkan luka bakar.
Selang tiga hari, Luka bakar Fahri sudah membaik. Mereka akhirnya melanjutkan perjalanan pulang. Tetapi sekali lagi Gafar ingin memastikan keadaan, oleh karena itu ia meminta agar melewati jalan menuju tempat naga air dulu.
Ternyata keadaan Gibran, si sulung lebih parah dari Fahri. Kaki kirinya patah dan tidak bisa berjalan akibat serangan dari naga air saat dia mengambil berlian yang dijaga naga tersebut.

***

Seminggu berlalu, keadaan Gibran sudah membaik. Mereka memutuskan untuk kembali ke kerajaan dan sampai setelah berjalan seharian.
Raja Malik menyambut mereka dengan bahagia walaupun sebenarnya ia sedih setelah mengetahui cerita mengenai nasib dua putranya yang telah terluka. Raja Malik pun segera meminta pada ke tiga putranya untuk memperlihatkan harta karun yang mereka dapatkan. Gibran memperlihatkan berlian dan Fahri memperlihatkan emas-emas yang dibawanya. Hanya Gafar saja yang tidak membawa sesuatu bersamanya, kecuali Suri.
Raja Malik bertanya pada Gafar, putra bungsunya mengapa ia tidak membawa harta karun yang ia minta.
“Harta karun berharga yang Ayahanda minta tidak ada di luar sana. Harta karun itu berada di sini. Keluarga kita. Itu adalah harta karun berharga bagiku. Aku sudah merasa bahagia dengan memiliki kalian.”
Jawaban dari Gafar itu sontak membuat Raja Malik tersenyum. Lalu dia pun memutuskan untuk mengangkat Gafar sebagai penggantinya. Raja Malik menerangkan kepada Gibran dan Fahri bahwa harta karun itu bukan harus berarti berlian dan emas namun sesuatu yang membuat kita bahagia. Berlian dan emas itu tidak berharga dibandingkan nyawa mereka terlebih kebersamaan dalam keluarga.
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments:

Post a Comment